Friday, September 11, 2009

Pandangilah Langit Malam

Oleh : Doni Riyadi Saksono

Bumi tempat kita tinggal dan tempat kita berpijak ini adalah sebuah anugrah Tuhan yang di dalamnya terdapat banyak peristiwa maupun gejala alam yang dikendalikan oleh Tuhan. Namun manusia juga ikut menentukan alam saja yang akan di kelolanya. Dan selain manusia, beragam makhluk Tuhan lainnya akan ikut mempengaruhi apa yang terjadi di dalam kehidupan bumi walaupun Tuhan yang mengendalikan seluruhnya.

Bumi adalah sebuah benda alam yang termasuk ke dalam benda atau anggota keluarga tata surya. Dan di dalamnya seluruh makhluk hidup berkembang untuk hidup.

Bumi juga mengalami sebuah gejala alam yang akrab kita sebut pergantian siang dan malam. Dimana di dalam peristiwa tersebut terdapat dua peran penting yaitu matahari dan bulan. Matahari bertugas saat pagi dan siang datang. Sedangkan bulan bertugas saat malam hari. Dan sore hari-lah adalah saat transisi dimana matahari dan bulan bergantian dalam bertugas.Ketika pagi dan siang datang, matahari pun bertugas.

Seluruh aktivitas makhluk hidup di bumi akan di temani oleh matahari yang menghasilkan cahaya dan panas. Matahari juga mendapatkan gelar sebagai sumber energi bagi aktivitas di bumi.

Lalu setelah pagi menjadi siang dan siang menjadi sore, saat sore harilah terjadi transisi antara matahari dan bulan. Mereka berdua akan bergantian bertugas. Dan setelah sore menghampiri, barulah kemudian malam akan menyambut mendatangi seluruh makhluk hidup di bumi. Dan aktivitas serta istirahat makhluk hidup pun akan di temani oleh bulan yang berada dalam malam tersebut.

Setelah malam tersebut berakhir, dapat kita katakan bahwa kita telah melewati satu hari.

Namun, apakah setelah satu hari tersebut kita telah melakukan semua hal-hal yang bernilai bahkan bertujuan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa atau dengan kata lain apakah kita telah melakukan perbuatan baik ?

Apabila pertanyaan itu datang kepada kita, masing-masing dari kita pasti sangat ragu untuk menjawab 'YA'.

Karena apa ?

Tak jarang kita selalu khilaf. Kita selalu lupa akan semua kesalahan-kesalahan yang telah pernah kita perbuat.

Terkadang kita lalai akan ibadah-ibadah kita kepada Tuhan yang nantinya semua ibadah maupun amal baik kita yang akan menemani kita ketika Tuhan sudah memanggil kita menghadap-Nya.

Jika kita ingin mengevaluasi diri kita, maka pandangilah langit malam atau kita bisa 'BERCERMINLAH PADA LANGIT MALAM' .

Jika sekilas kita membaca bercerminlah pada langit malam seakan kita di sarankan untuk melamun saja. Akan tetapi makna sebenarnya adalah bahwa kita harus berkaca atau bercermin pada langit malam yang penuh dengan bintang-bintang. Langit sifatnya samalah dengan manusia. Tetapi perbedaannya akan terlihat jelas bila kita telusuri lagi apa maksudnya.

Langit malam penuh dengan bintang-bintang indah bertaburan. Sedangkan manusia penuh dengan dosa-dosa yang bertebaran. Disinilah perbedaannya. Bintang yang sifatnya indah sangat bertolak belakang dengan dosa yang memiliki konsep atau arti yang buruk.

Kita sebagai manusia haruslah bisa sama dengan langit malam. Karena langit dengan manusia adalah sama-sama ciptaan Tuhan Tang Maha Esa. Banyaknya dosa kita harusnya kita ubah menjadi bintang-bintang atau amal-amal baik yang banyak juga.

Jika kita bisa pintar-pintar memikirkan akhirat serta surga-neraka, kita bisa saja merubah dosa itu menjadi banyak bintang-bintang amal baik. Dengan cara merubah diri kita menjadi suatu manusia yang tidak lagi memiliki banyak dosa. Dan bisa kita lakukan dengan cara memperbanyak amal baik kita dengan ikhlas mengharap ridha Tuhan Yang Maha Esa. Dengan begitu, kita bisa dengan mudah mengubah dosa-dosa kita yang banyak menjadi sejumlah pahala-pahala baik. Setidaknya kita meminimalisasi atau menekan jumlah dosa-dosa kita tersebut. Karena untuk menempati surga yang kita butuhkan hanya satu yaitu amal-amal baik kita yang banyak.

Dapat kita simpulkan bahwa banyaknya bintang di langit hampir sama dengan banyaknya dosa yang dimiliki oleh pribadi manusia sendiri.

Dan pada akhirnya tergantung diri kita sendiri bagaimana menentukan diri kita selanjutnya ke depan. Karena hanya akan ada dua pilihan tempat akhir bagi kita. Itulah "Surga" atau "Neraka".

--------------------------------------------------------------------

LOOK AT THE SKY NIGHT


Earth where we live and where we stand this is a gift of God in which there are many events and natural phenomena that are controlled by God. But human nature also determine who will be on governance. And other than humans, a variety of other creatures of God will influence what happens in the life of the earth even though God who controls all.

Earth is a natural object that is included in the objects or family members of the solar system. And in it all living things evolved to live.

Earth is also experiencing a familiar natural phenomenon which we call the turn of the day and night. Where in the event there are two important roles of the sun and moon. Duty when the morning sun and afternoon came. While the month of duty at night. And the afternoon was the moment of transition where the sun and the moon alternately in morning and afternoon bertugas.Ketika come, the sun was on duty.

All the activities of living things on earth will be accompanied by the sun that produces light and heat. Sun also get a degree as a source of energy for activity on earth.

Then after a morning to noon and noon to afternoon, when the afternoon harilah transition occurs between the sun and moon. They both will take turns on duty. And when evening came, then later tonight will be welcome come to all life on earth. And activity and rest in living things would be accompanied by a moon that is in the evening.

After the night ended, we can say that we have been through one day.

However, if after a days we have been doing all the things worth aiming even the worship of Almighty God, or in other words if we had done a good deed?

If the question comes to us, each one of us must be very hesitant to answer 'YES'.

For what?

Not infrequently we always make mistakes. We always forget all the mistakes we have ever done.

Sometimes we forgot our worship to God who will all worship as well as our good deeds will accompany us when God has called us his face.

If we want to evaluate ourselves, then pandangilah sky night or we can 'LOOK AT THE SKY  NIGHT'.

If we read bercerminlah glance at the night sky as if we are suggested to be daydreaming. But the real meaning is that we must look in the mirror or reflect on a night sky full of stars. Sky Samalah with human nature. But the difference will be obvious when we explore what it means anymore.

Night sky filled with beautiful stars scattered. While the full human sins are scattered. Here is the difference. Stars that are very beautiful contrast to the sin that has a bad concept or meaning.

We as human beings should be equal to the night sky. Because the sky with a man is equally Tang Almighty God's creation. The number of our sins we should have turned into stars or good deeds that a lot too.

If we can be smart thinking about the afterlife and heaven-hell, we can just change the sin to be a lot of stars by good deeds. By way of changing ourselves to become a man who no longer has a multitude of sins. And we can do with a way to multiply our good deeds sincerely hope the pleasure of God Almighty. That way, we can easily alter our sins that many be some good rewards. At least we minimize or reduce the number of our sins are. Due to occupy the heaven that we need only one of our good deeds are many.

Can we conclude that the number of stars in the sky is almost equal to the number of sin which is owned by a private man himself.

And in the end depend on ourselves how we define ourselves further into the future. Because there would be only two choices of the end for us. That's "Heaven" or "Hell".




By Doni Riyadi Saksono
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sunday, September 6, 2009

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan suatu momen super khusus yang Allah swt. persiapkan kepada kaum muslimin. Dikatakan demikian karena bulan ini memiliki sederet keistimewaan dan keutamaan yang tidak terdapat di bulan-bulan lainnya. Maka sangat wajar bila bulan Ramadhan dijuluki sayyidus syuhuur (penghulu segala bulan).

Rasulullah saw. menyebut bulan Ramadhan sebagai bulan keberkahan. Keberkahan dimaksud adalah keberkahan dalam menuai pahala yang berlipat ganda, memperoleh rahmat dan maghfirah (pengampunan) dari Allah swt. Di samping itu, pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para syaithan diikat, pahala-pahala dilipatgandakan dan terdapat malam lailatul qadar yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan. (H.R Imam Ahmad dan Nasa’i).

Secara umum keistimewaan dan keutamaan bulan Ramadhan dapat diklasifikasi sebagai berikut.

Pertama, bulan bersejarah dan kemenangan. Banyak sekali peristiwa monumental yang terjadi di bulan Ramadhan. Misalnya pada tahun ke-2 Hijrah, kaum muslimin mengukir kemenangan perang Badar.
Dan di bulan Ramadhan 1365 H, ummat Islam Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Tetapi, peristiwa yang jauh lebih penting dan agung dari itu semua adalah di bulan yang mulia inilah al-Quran diturunkan. Allah swt. berfirman: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)”.(Al-Baqarah: 185).

Dua, bulan pengampunan dosa dan kesalahan. Allah swt. menyediakan Ramadhan sebagai fasilitas penghapusan dosa dan kesalahan kita selama kita menjauhi dosa besar. Nabi saw bersabda: ”Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan menghapuskan dosa-dosa di antara (masa itu) jika dijauhi dosa besar”.(H.R. Muslim). Melalui berbagai aktivitas ibadah di bulan Ramadhan dapat menghapuskan dosa. Di antaranya adalah puasa Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi saw: ”Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah Swt), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Muttafuqun ’alaih).
Begitu juga Mendirikan shalat malam (tarawih atau qiyamul lail) pada bulan Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu, sebagaimana sabda Nabi saw: ”Barangsiapa yang berpuasa yang melakukan qiyam ramadhan (shalat malam) dengan iman dan mengharap pahala (dari Allah swt), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ’alaih).

Ketiga, bulan menuai pahala dan ganjaran. Setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, Allah akan melipatgandakan pahala dan ganjarannya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: ”Setiap amal yang dilakukan oleh anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipat bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah swt. berfirman: Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. Karena sesungguhnya ia telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku (H.R Muslim).

Keempat, fasilitator ketaqwaan. Tujuan diciptakan manusia ke dunia ini adalah hanya untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah swt: ”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (Az-Zariyat: 56). Yang mendasari diwajibkan kewajiban-kewajiban agama adalah untuk melatih kita dengan cara yang sedemikian rupa, agar kelak kita mampu mengubah seluruh hidup kita menjadi bernilai ibadah yang teratur kepada Allah swt.

Puasa adalah sebuah sarana untuk mempersiapkan manusia untuk beribadah yang full time. Selanjutnya masih ada kekhususan lain dari puasa, bahwa puasa melatih seseorang untuk mematuhi perintah syariah secara terus menerus, tanpa berhenti dan dalam jangka waktu yang lama. Maka wajar jika Allah memberi balasannya dengan predikat ”muttaqin” bagi mereka yang berhasil dalam ujian Ramadhan.

Keistimewaan bulan ramadhan merupakan hal yang sangat di inginkan oleh setiap orang. Tetapi ini adalah beberapa keistimewaan bulan ramdhan bagi ummat muhammad saja, bukan untuk ummat yang lain :

1. Pada awal-awal bulan ramadhan. Allah akan senantiasa memperhatikan ummat muhammad dengan detail. Segala amal perbuatan baik akan dilipat gandakan. Yang sunnah-sunnah seakan mejadi wajib sedangkan amalan-amalan wajib akan menjadi lebih dari biasanya. Dan barangsiapa yang diperhatikan oleh allah niscaya dia akan terhindar dari adzab.

2. Bau mulut orang yang berpusa yang berbau tidak sedap akan berubah menjadi wangi sekali melebihi wangi kasturi pada saat hari kiamat nanti.

3. Pada setiap malam bulan ramadhan akan ada berpuluh puluh ribu malaikat yang tuun ke bumidan senentiasa memohonkan ampun bagi mereka orang orang yang memanfaatkan malamnya dengan bersimpuh, berdzikir serta beribadah pada Allah.

4. Allah akan memerintahakn surga untuk berhiasa diri, sehingga ummat muhammad yang akan masuk surganya allah akan senatiasa merasa nyaman dan tenang.

5. Pada akhir-akhir bulan ramadhan allah akan melebur dosa-dosa bagi orang yang selalu bertakwa dan beriman pada allah.

Sangat disayangkan bila Ramadhan yang memiliki sederet keutamaan dan keberkahan itu datang dan berlalu meninggalkan kita begitu saja, tanpa ada usaha maksimal dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas amal ibadah kita. Bahkan, yang lebih memalukan lagi, bila hari-hari Ramadhan yang seharusnya diisi memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah diganti dengan ajang maksiat, na’uzubillahi min zaalik..! Rasulullah saw. telah memberi peringatan dalam hadisnya: ”Jibril telah datang kepadaku dan berkata: Wahai Muhammad, siapa yang menjumpai bulan Ramadhan, namun setelah bulan ini habis dan tidak mendapat ampunan, maka ia masuk neraka. Semoga Allah menjauhkannya. Katakan Amin! Akupun mengatakan Amin!. (H.R. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam shahihnya).

Akhirnya, kita berharap dan bertekad untuk dapat menyukseskan Ramadhan kali ini dengan aktivitas ibadah yang maksimal sehingga dapat meraih berbagai keutamaan dan kelebihan yang hanya disediakan pada moment bulan Ramadhan. Semoga kita dapat memanfaatkan fasilitas pengampunan dan bonus pahala yang berlipat ganda pada bulan ini dan berhasil lulus dalam Ramadhan ini dengan predikat ”muttaqin”. Amiin!


(Dikutip dari : Berbagai Sumber)
_________________________________________________________


The Special of Ramadhan Month

Ramadan is a special super moment that God Almighty. prepare for the Muslims. It is said that because this month has a series of privileges and virtues that are not found in other months. It is therefore natural that the month of Ramadan called sayyidus syuhuur (lords of all months).

Messenger of Allah. refer to the month of Ramadan as a month of blessing. Blessing is a blessing mentioned in reaping the rewards doubled, to obtain mercy and maghfirah (forgiveness) from Allah swt. In addition, during Ramadan, the gates of Paradise are opened and the gates of Hell are closed, the syaithan tied rewards multiplied and there are night Lailat qadar whose value is better than 1000 months. (Imam Ahmad and Nasa'i H.R).

In general, the features and virtues of Ramadan can be classified as follows.

First, the moon and the historic victory. There are so many monumental events that occurred in the month of Ramadan. For example in the 2nd Hijrah, Muslims carve win the battle of Badr.
And in the month of Ramadan 1365 H, Indonesian Muslims declared independence from Dutch colonialism. However, the events that much more important and noble than that all is in this glorious month the Koran was revealed. Allah swt. said: "Month of Ramadan, the month in which reduced (beginning) al-Quran as a guidance for mankind and the explanations of the clues and differentiator (between a truth and a false)". (Al-Baqarah: 185).

Two, the month of forgiveness of sins and mistakes. Allah swt. Ramadan as a facility providing the remission of sins and our mistakes as long as we stay away from sin. The Holy Prophet said: "Prayer five times a day, Friday to Friday and Ramadan to Ramadan away the sins of the (time) if it shunned a big sin". (Muslim). Through various activities of worship in the month of Ramadan to take away sins. Among them is the fasting of Ramadan, as the Prophet: "Whoever fasted Ramadan because of faith and expecting reward (from Allah), his sins would be forgiven the past." (Muttafuqun 'alaih).
Likewise Establish night prayers (tarawih or qiyamul Lail) during Ramadan to erase past sins, as the Prophet: "Whoever is doing qiyam Ramadan fasting (night prayers) with faith and expecting reward (from Allah), inevitably his sins forgiven the past. "(Agreed alaih).

Third, the month of reaping the reward and punishment. Any religious service conducted in the month of Ramadan, Allah will double the reward and the reward. In the hadith narrated by Imam Muslim from Abu Hurairah ra that the Prophet PBUH. He said: "Every charity is done by the children of Adam are for him, and one returned the favor ten-fold and even up to seven hundred fold. Allah swt. says: Except for fasting, it is for me and I immediately responded. For that he had abandoned lust, eating and drinking because of my (Muslim).

Fourth, the facilitator devotion. Objectives are created humans to this world is only to worship Allah, as Allah says: "I did not create the jinn and men but that they worship Me" (Az-Zariyat: 56). Underlying the required religious obligations is to train us in such a way, so that later we can change our whole lives to be worth a regular worship to Allah swt.

Fasting is a means to prepare people for a full-time worship. Furthermore, there are other peculiarities of fasting, that fast train someone to obey sharia continuously, without stopping and in the long term. So naturally, if God gives a reply with the predicate "Muttaqin" for those who succeed in the test of Ramadan.

Privileges month of ramadan is extremely in want of every person. But this is certain privileges for the ummah muhammad Ramdhan months only, not for another community:

1. Early in the month of ramadan. God will always consider the ummah muhammad with detail. Any charitable good deeds will be doubled. What is the Sunnah-sunnah as if becoming mandatory while the obligatory deeds-deeds will be more than usual. And whoever would be considered by the gods he will be spared from adzab.

2. Bad breath berpusa person who smells will become very fragrant scent exceed kasturi on the day of Judgement.

3. In the month of Ramadan every night there will be tens of tens of thousands of angels to earth senentiasa tuun ask forgiveness for those people who take advantage of the night with the knees, dhikr and worship to God.

4. God will memerintahakn berhiasa paradise for themselves, so that the ummah who will enter paradise muhammad allah will senatiasa feel comfortable and calm.

5. At the end of the Ramadan month-end god will melt the sins of the people who are always cautious and believe in god.

It is unfortunate when Ramadan which has a series of virtues and blessings that come and go leaving us for granted, without any maximum effort in improving the quality and quantity of our worship. In fact, the more embarrassing, when the days of Ramadan, which should be filled reproduce worship and draw closer to God is replaced with event immoral, na'uzubillahi min zaalik ..! Messenger of Allah. had warned in his Hadith: "Gabriel has come to me and said: O Muhammad, who met during Ramadan, but after this month is over and not get a pardon, then he go to hell. May Allah keep him away. Say Amen! I also said Amen. (Reported by Ibn Khuzaimah and Ibn Hibbaan in shahihnya).

Finally, we hope and are determined to lead to the successful Ramadan this time with a maximum activity of worship so as to achieve the various virtues and advantages that only provided the moment of Ramadan. Hopefully we can utilize the facilities of the forgiveness and the bonus reward doubled this month and managed to pass in this Ramadan with the predicate "Muttaqin". Amiin!

Monday, February 23, 2009

Tindakan Kecil itu Lebih Berarti

Oleh : Doni Riyadi Saksono

Salah satu masalah dalam hidup kita adalah banyaknya pertanyaan yang terus ada di dalam pikiran kita. Dan mungkin kebanyakan pertanyaan-pertanyaan itu adalah pertanyaan yang mengharapkan sebuah jawaban yang pasti, misalnya :

1. Apakah aku bisa menjadi seorang pengusaha sukses ?
2. Andaikan aku bisa menjadi seorang Presiden, akan kupimpin bangsa ini dengan baik, tapi apakah itu mungkin ?
3. Hmm.. penghasilanku hari ini hanya mencukupi untuk makan keluarga, apakah hari esok aku bisa mendapatkan penghasilan yang lebih ?
4. Nilai ujianku hari ini sangat pas, aku ingin peringkat satu ada digenggamanku, apakah itu akan terwujud ?
5. Aku memiliki rancangan bangunan yang menurutku sangat baik dan bagus, apakah bangunan ini akan berdiri seperti yang aku inginkan ?
Jawaban dari seluruh pertanyaan-pertanyaan itu (yang sebenarnya merupakan sebagian kecil dari sejumlah pertanyaan-pertanyaan orang di dunia ini) hanya memiliki satu dasar atau prinsip untuk menjelaskannya. ADA USAHA, ADA HASIL.

Mungkin agak sedikit sulit untuk mengartikan 'Ada usaha, ada hasil'. Sekilas untuk orang awam kata-kata ini sering disamakan dengan konsep kata-kata 'Ada uang, ada barang' (kata-kata yang sangat familiar terdengar bagi pelaku jual-beli). Memang benar dari segi kesamaan konsep dua kesatuan kata yang tadi disebutkan pengertiannya sama. Tetapi arti secara prinsip atau dasar istilah sangatlah jauh berbeda.

"Ada usaha, ada hasil " merupakan kata-kata yang bisa kita gunakan di semua bidang hidup.
Misalnya, seorang wartawan yang ditugaskan untuk meliput sebuah berita kerusuhan. Mau tidak mau dia harus meliputnya atas segala resiko karena tujuannya untuk bekerja. Apabila pandangan wartawan itu ketika pertama kali melihat kerusuhan itu sudah tidak mau meliput, hasil yang didapat pun tidak ada alias NOL. Tetapi bila wartawan itu mempertimbangkan semuanya mungkin dia akan berusaha lebih dahulu untuk meliput berita kerusuhan walaupun resikonya cukup besar.

Walaupun dia melakukan tindakan kecil dengan mewawancarai beberapa orang saja dan hanya mengambil gambar dalam durasi beberapa detik, tetapi itu lebih berharga daripada dia hanya diam di dalam mobil kantornya bersama teman-temannya memikirkan bagaimana mendapatkan hasil maksimal dalam meliput kerusuhan tersebut.

Dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa seorang manusia lebih bermanfaat bila dia melakukan sebuah hal kecil yang didasari niat daripada dia hanya memikirkan sebuah rencana besar. Karena TINDAKAN KECIL YANG DIDASARI NIAT LEBIH BERARTI DARIPADA RENCANA BESAR YANG TIDAK DITINDAKLANJUTI.

Berkhayal atau melamun tentang rencana yang akan dibuat diperbolehkan. Bahkan tidak ada yang melarang itu karena itu adalah hak kebebasan setiap orang.

Tetapi bila rencana yang telah dipikirkan matang-matang itu tidak ditindaklanjuti dengan baik, maka hasilnya pun tidak ada walaupun rencana itu sudah diperhitungkan dengan baik. Sangat percuma melakukan hal seperti itu.

Tapi di lain hal, bila kita melakukan sebuah tindakan kecil walaupun tanpa didasari rencana yang besar tapi didasari niat yang baik, maka hal yang kita perbuat itu bisa terjadi. Dan juga bahkan bisa berkembang menjadi hasil yang besar dari rencana kecil yang kita buat. Sehingga secara berangsur-angsur (entah itu cepat atau lambat tergantung kita menjalaninya) rencana kita bisa terwujud.

Tindakan Kecil > Rencana yang Besar (yang tidak ditindaklanjuti)

Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang,
Jawabannya :

" Berdirilah dari kursi malasmu, lihat sekelilingmu, pikirkan hal positif, dan lakukan hal (walaupun kecil) yang berarti untuk dunia dan hidupmu "




______________________________________________________


Small Action is More Means


One of the problems in our lives is the number of questions that continue to exist in our minds. And perhaps most of those questions are questions that expect a definite answer, for example:

1. Whether I can become a successful entrepreneur? 

2. If only I could become a president, this nation will leading well, but is it possible?
3. Hmm .. my income today is only sufficient to feed the family, if tomorrow I can get more income? 
4. My test value today is very fitting, I want to rank one there in my hand, whether it will materialize?
 5. I have a building design which I thought was very good and good, whether this building will stand as I want?

The answer to all those questions (which is actually a small part of a number of questions of people in this world) has only one basis or principle to explain it. NO BUSINESS, NO RESULTS.


Maybe a little bit difficult to interpret 'There is a business, no results'. Overview for the layman words is often equated with the concept of the words 'There is money, there are goods' (words that sound very familiar to players buying and selling). It is true equality in terms of two unitary concept mentioned earlier said that the same understanding. But in principle or the basic meaning of the term is very much different.


"Any business, any results" are words that we can use in all areas of life.For example, a reporter assigned to cover a riot news. Inevitably he must cover it over all the risk because the goal is to work. If the view of reporters when he first saw the riots have not covered, the results obtained were no or nothing. But when the reporter was considering all possible he will try first to cover the news even though the risk is considerable unrest.


Although he did little action by interviewing a few people and only take pictures in the duration of a few seconds, but it is more valuable than he's just quiet in the office car with her friends think about how to get maximum results in covering the riot.


From the example above case can be concluded that a man is more successful when he did a little thing based on the intention rather than he just thought of a big plan. Because ACTION SMALL based Intention MEANS MORE THAN THE GREAT PLAN THAT DO NOT followed up adequately.
Fantasizing or daydreaming about the plan that will be allowed. In fact, no one forbids it because it is the right of freedom of every person.


But if the plan has been carefully thought out it was not followed up properly, then the result would not exist even though the plan is taken into account properly. Very useless to do something like that.
But on the other hand, if we do a little action even without a plan based on a large but based on good intentions, then we do things that could happen. And it could even develop into big results from small plans that we make. So gradually (whether it be fast or slow depending on us through it), our plans can be realized.



By Doni Riyadi Saksono


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Monday, February 9, 2009

Keterbatasan Waktu

Oleh : Doni Riyadi Saksono


Waktu adalah sebuah hal yang pasti akan mengikat semua makhluk di dunia ini. Bukan hanya ketika kita hadir di dunia ini, tetapi dari dalam kandungan seorang ibupun kita sudah terikat oleh waktu. Dimana di dalam rahim ibu kita diberikan waktu untuk berkembang menjadi seorang bayi yang nantinya akan lahir ke dunia ini. Dan bukan hanya kita yang dikandung oleh ibu, tetapi sang ibupun terikat oleh waktu dimana dia harus sabar mengandung bayinya dan sabar menunggu kelahiran anaknya tersebut.

Satu hal yang harus kita perhatikan adalah KITA TIDAK AKAN PERNAH TAHU KAPAN DIMULAINYA WAKTU DAN KAPAN WAKTU ITU BERAKHIR. Dan itu hanya Tuhan Yang Maha Esa yang tahu kapan proses itu terjadi.

Seorang manusia juga tidak akan pernah tahu kapan dia akan meninggal dunia. Dan karena alasan itulah kita seharusnya bisa menambah amal perbuatan baik kita. Untuk bekal kita nanti apabila Tuhan sudah memanggil kita untuk kembali pada-Nya. Dan dengan sebuah keterbatasan waktu kita bisa menjadikan diri kita seorang yang disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

Tiap kali kita melakukan sebuah pekerjaan yang kita senangi, akan tidak terasa waktu akan cepat habis. Namun jika kita melakukan sebuah pekerjaan yang terpaksa, waktu akan terasa begitu lama. Pekerjaan apapun yang kita lakukan baik itu kita senangi maupun tidak kita senangi kita harus bisa menghargai waktu.

Karena WAKTU MEMANG TERBATAS TAPI JANGAN MERASA DIBATASINYA. Artinya waktu yang Tuhan berikan kepada kita sangatlah terbatas dan bersifat sementara tetapi dengan keterbatasan waktu itu kita harus bisa memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya. Misalkan, seorang Presiden yang hanya memiliki masa jabatan 5 tahun dalam satu periode harus bisa memanfaatkan jangka waktu itu untuk membangun negara yang dipimpinnya. Lalu seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang hanya memiliki masa belajar 3 tahun, harus bisa memanfaatkan jangka waktu 3 tahun itu untuk belajar dengan sungguh-sungguh sehingga hasil dari ujian akhir yang didapatkan akan membuahkan hasil yang baik dan bermanfaat.

Waktu memang akan terus mengikat kita dimanapun, bagaimanapun, dan kapanpun kita berada. Waktu adalah kesempatan yang pasti ada di setiap langkah hidup kita. Apabila kita tidak menggunakan waktu dengan baik maka mungkin kesempatan-kesempatan yang kita harapkan akan habis dan hilang.


---------------------------------------------------------------




Time Limitations

Time is a thing that would bind all creatures in this world. Not only when we present in this world, but from within the womb of a ibupun we're bound by time. Where in the womb of our mothers are given time to develop into a baby who will be born into this world. And not just us who was conceived by the mother, but the ibupun bound by time when he must patiently wait to contain the baby and the birth of her child.

One thing we have noticed is
WE NEVER KNOW WHEN THE TIME START AND WHEN THE TIME ENDED. And that only God Almighty knows when that process occurs.

A man also will never know when he will die. And for that reason we should be able to increase our good deeds. For our lunch later when God has called us to come back to Him. And with a limited time we can make ourselves a discipline in everyday life.

Each time we do a job that we enjoy, will not feel the time will quickly run out. But if we do a job that was forced, time will seem so long. Whatever work we do whether we like or not we like we should be able to appreciate the time.

Because TIME IS LIMITED, BUT DO NOT FEEL RESTRICTED. That is time that God gives to us is very limited and temporary, but with the limited time that we should be able to take advantage of that time as well as possible. For example, a president who only has a 5-year terms in one period should be able to utilize that time to build the country they lead. Then a junior high school student (junior) who only has a 3-year study period, should capitalize on a period of 3 years to study in earnest so that the results obtained from the final exam will result in a nice and helpful.

Time indeed will continue to bind us anywhere, however, and whenever we are. Time is an opportunity that must exist at every step of our lives. If we do not use the time well then maybe the opportunities that we hope will run out and disappear.



By Doni Riyadi Saksono 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Monday, January 12, 2009

Kita Terlahir untuk Hidup, dan Kita Hidup untuk Menjadi Pemenang

oleh : Doni Riyadi Saksono


Sudah kita sadari tentunya, bahwa kita terlahir ke dunia ini adalah untuk hidup. Hidup untuk mencari ilmu, hidup untuk beribadah, hidup untuk berusaha, dan lain sebagainya. Hidup untuk mencari ilmu sudah merupakan kewajiban dan keharusan untuk kita karena ilmu itu bagaikan bagian dari jiwa kita. Bila tidak ada ilmu maka tidak akan terbentuklah diri kita dan sudah sepantasnya kita sia-sia dalam kehidupan.

Lalu hidup untuk beribadah adalah hal yang paling utama diantara tujuan-tujuan hidup lainnya karena dengan ibadah kita bisa mendekatkan diri kita dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dan dengan ibadah pula kita bisa mendapatkan petunjuk hidup dari Yang Maha Kuasa agar dalam hidup ini kita bisa melangkahi hidup dengan benar karena sudah kita ketahui bahwa hidup itu penuh dengan tantangan.

Kemudian hidup untuk berusaha merupakan tujuan hidup yang juga penting selain ibadah karena dengan ibadah dan usaha apa yang kita butuhkan dapat kita dapatkan apabila usaha dan ibadah itu kita lakukan dengan serius dan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Dengan usahalah kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dengan di iringi oleh ibadah yang serius. Karena dengan kita berdoa (meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa) Tuhan pasti akan mengabulkan permintaan itu. Disamping itu Tuhan juga melihat perbuatan kita dalam proses untuk mendapatkan hal yang diinginkan tersebut.

Tidak mungkin seorang pengangguran akan menjadi sukses ataupun menjadi pengusaha bahkan menjadi direktur sebuah perusahaan besar apabila dia hanya berdoa saja tanpa berusaha dan bekerja. Tidak mungkin seorang pelajar yang memiliki IQ rata-rata menjadi juara Olimpiade Matematika Internasional dengan hanya mengunjungi tempat ibadah dan hanya berdoa hingga bercucuran air mata tanpa belajar dan berusaha sedikit pun. Karena antara ibadah dan usaha memiliki keterikatan yang erat.

Dengan adanya keterikatan antara ibadah dan usaha, harus kita gunakan sebaik-baiknya dalam kita menjalani hidup. Ada salah satu faktor sekunder yang menyebabkan kita hidup. Kita hidup untuk menjadi pemenang. Pemenang diantara pemenang. Dan pemenang diantara yang terbaik. Kita harus bisa memanfaatkan ibadah dan usaha itu untuk menjadi seorang pemenang yang utuh. Kita harus bisa menjadi manusia yang terbaik di antara para pemenang lainnya yang ada di dunia ini. Karena dunia ini penuh dengan persaingan dimana kita harus bersaing dengan yang lain untuk menjadi yang terbaik, walaupun pada kodratnya kita manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.

Untuk menjadi seorang pemenang tidaklah mudah. Kita harus memulai dari titik nol dimana di titik itu adalah titik awal kita untuk menjadi pemenang. Dan di titik nol itulah orang masih menganggap kita sebagai orang biasa.

Lalu di titik manakah kita akan berhenti sebagai seorang yang terbaik ?

Setiap manusia memiliki target tetapi tidak memiliki titik pasti dimana dia harus berhenti sebagai seorang pemenang. Artinya manusia tidak sama sekali memiliki kepuasan yang tetap bila dia berhasil meraih sesuatu. Apabila seorang manusia telah mencapai apa yang di targetkannya, dia pasti belum puas dengan apa yang diterimanya (bukan berarti seorang manusia tersebut tidak bersyukur). Dia ingin mendapatkan yang lebih dengan menentukan target yang lebih diatas target sebelumnya. Dan itulah yang mendorong tiap manusia ingin selalu menjadi pemenang dan yang terbaik.

Dan pada dasarnya manusia memiliki sifat keinginan menjadi seorang yang terbaik diantara pemenang lainnya. Jika seorang manusia sudah mencapai targetnya pasti dia menentukan target lagi lebih dari sebelumnya. Sehingga kepuasan akan suatu keberhasilan seorang manusia akan sangat sulit bahkan tidak akan berhenti. Dan seorang manusia pun akan terus berusaha menjadi seorang pemenang yang utuh, yaitu seorang pemenang hasil dari usahanya.

--------------------------------------------------------------

We're Born to Live, and We Live to Be Winners

Already we realize of course, that we are born into this world is to live. Life in search of knowledge, life of worship, live to try, and so forth. Living to seek knowledge is an obligation and necessity for us because science is like a part of our soul. If there is no science will not be formed ourselves and it is appropriate that we in vain in life.

Then life of worship is the most important among other life goals because the worship that we can bring ourselves to God Almighty. And with the worship we also can get a hint of life from the Almighty for in this life you can skip right to live with because we already know that life is full of challenges.


Then life to try is the purpose of life is also important because in addition to worship with the worship and business what we need can be achieved when business and worship that we do seriously and earnestly to the Lord. With usahalah we can get what we want with the accompanied by serious worship. Because with us pray (ask God the Almighty), God would grant the request. Besides, God also saw our actions in the process to obtain the desired thing.


There's no way an unemployment will be successful or be an entrepreneur even become president of a big company when he was just praying it without trying and working. There's no way a student who has an average IQ of the International Mathematical Olympiad champion by just visiting a place of worship and pray only to tears without studying and trying one bit. Because of worship and businesses have a close attachment.


With the attachment between the worship and business, should we use our best in life. There is one secondary factor that causes us to live. We live to be a winner. The winner among the winners. And the winner among the best. We must capitalize on worship and the effort was to be a complete winner. We have to be a human being the best among the other winners in this world. Because the world is full of competition in which we must compete with others to be the best, though by nature we humans are social creatures who need each other.


To be a winner is not easy. We have to start from point zero at the point where it is the starting point for us to be winners. And at the zero point that people still consider us as ordinary people.
Then at what point do we stop as one of the best?


Every human being has the target but has no definite point where he should quit as a winner. This means that humans are not at all have the satisfaction that remained when he managed to achieve something. If a man has achieved what in targetkannya, he definitely was not satisfied with what it receives (it does not mean a man is not grateful). He wants to get more by setting a target of more above the previous target. And that's what encourages every man wants to be a winner and the best.


And basically humans possess a desire to be the best among the other winners. If a man has reached the target he must determine the target again more than ever. So the satisfaction will be a success a person will be very difficult, if not going to stop. And a man will continue to strive to be a winner is intact, that is a winning outcome of his efforts.



By Doni Riyadi Saksono

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

Sunday, January 11, 2009

Menyikapi Permasalahan dalam Hidup

oleh : Doni Riyadi Saksono


Rasanya banyak orang-orang yang rasanya sulit untuk menerima suatu masalah yang di berikan Tuhan kepada kita sehingga banyak orang-orang yang melarikan diri dari masalah tersebut. Padahal Tuhan memberikan suatu masalah atau persoalan kepada hambanya yang pasti hambanya bisa menyelesaikannya, dan tidak mungkin Tuhan memberikan masalah yang hambanya tidak bisa menghadapainya.

Satu kalimat yang sangat mendasar dalam prinsip hidup manusia adalah kita terlahir untuk hidup. Secara kita sadari maupun tidak, di dalam hidup ini kita tidak akan terlepas dari satu hal yang disebut masalah. Dan masalah itulah yang akan mengukur diri kita seberapa dewasa-kah kita dalam menghadapi dan menyikapi permasalahan-permasalahan tersebut. Dengan kita bisa menghadapi permasalahan yang diberikan, kita akan semakin matang dalam berfikir untuk melangkahi hidup selanjutnya.

Tetapi saat ini, banyak juga orang-orang yang sepertinya sangat sulit untuk menerima cobaan dan masalah dalam kehidupan. Mereka berfikir bahwa mengapa hanya orang-orang seperti mereka yang diberikan masalah hidup seperti ini. Padahal tanpa mereka sadari, masalah mereka adalah sama tingkatannya dengan masalah yang dialami oleh orang lain juga. Tapi karena pikiran awal mereka sudah salah jadi dalam menghadapi masalah tersebut mereka akan merasakan beban yang cukup berat.

Tetapi ada juga sebagian orang yang santai bahkan menganggap suatu masalah adalah suatu hal yang biasa dan memang mau tak mau harus dijalankan. Sehingga pada saat mereka mendapat masalah yang mereka fikirkan pertama kali adalah masalah tersebut diberikan Tuhan kepadanya sebagai bahan ujian maupun cobaan untuk menuji seberapa dewasa diri kita. Dengan pikiran seperti itu otomatis dalam menghadapi masalah tersebut kita bisa menjadi lebih ringan bahkan mendapatkan manfaat seperti bahan introkspesi diri.

Lalu bagaimanakah cara kita dalam menyikapi permasalahan hidup tersebut?

Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikannya tapi pada dasarnya adalah kesadaran diri dan iman kita kepada Tuhan Yang Maha Esa haruslah kuat. Dengan iman kita yang kuat dan kesadaran diri yang matang, pikiran positif terhadap suatu masalah akan muncul. Dan itu akan membimbing kita menuju penyelesaian masalah yang bertahap dan benar.

Dengan begitu seberat apapun masalah yang kita hadapi akan terselesaikan dan manfaat pun bisa kita dapatkan. Dan dengan begitu juga diri kita bisa menjadi dewasa dan lebih matang dalam befikir. Dan pada akhirnya dalam menjalani hidup diri kita siap melangkah ke langkah hidup selanjutnya.

Dan satu hal yang perlu menjadi dasar dari pikiran kita jika ingin sukses dalam menghadapi masalah adalah yang memberatkan masalah bukanlah orang lain ataupun hal lain tetapi yang memberatkan itu adalah diri kita sendiri. Dan itulah tantangan tersendiri dalam menghadapi permasalahan hidup tersebut.

Lalu setelah kita menyelesaikan satu masalah janganlah berpikir bahwa tidak akan ada masalah lagi. Justru setelah satu masalah selesai akan datang lagi masalah yang baru sehingga ujian yang kita lalui pun akan tahap demi tahap. Dari situlah pendewasaan diri akan tumbuh secara berangsur-angsur.


---------------------------------------------------------------------

 Addressing the Problems in Life

It was a lot of people that it was hard to accept a problem that is given by God to us, so many people who run away from the problem. And God gave a problem or issue to the servants who certainly could finish his servant, and not perhaps God gave his servants the problems can not be menghadapainya.

One sentence in a very fundamental principle of human life is that we are born to live. As we realize it or not, in this life we will not be apart from one thing called a problem. And that's a problem that will measure ourselves on how adults Are we in facing and addressing these problems. With that we can deal with the problem are given, we will be more mature in thinking to skip the next life.

But today, many people who seem very difficult to accept the trials and problems in life. They think that is why only people like them who are given a problem to live like this. Yet without them knowing it, their problems are the same level with the problems experienced by others as well. But since their initial thought was wrong so in the face of these problems they would feel a heavy burden.

But there are also some people who were relaxed even consider a problem is a common and indeed inevitably must be executed. So by the time they got in trouble the first time they Think is the problem given by God as a test material and the temptation to menuji how mature we are. With thoughts like that automatically in the face of these problems we can become even lighter material benefits such as self introkspesi.

So how do we live in addressing these problems?

Actually a lot of ways you can do to solve it but is basically self-awareness and our faith in God Almighty to be strong. With our strong faith and a mature self-awareness, positive thinking to a problem will arise. And it will guide us toward a gradual settlement of the problem and correct.

With so heavy as any problems that we face will be resolved and we can get any benefits. And with so well ourselves can become mature and more mature in befikir. And in the end of their life we are ready to step into the next life step.

And one thing that needs to be the basis of our mind if you want to succeed in facing the problem is aggravating the problem not the others or anything else but that it is incriminating ourselves. And that's the challenge in dealing with problems of life.

Then after we solve one problem do not think that there would be no problem anymore. Precisely after one complete problem will come again a new problem that we've been through any exam will be stage by stage. From there the maturation of self will grow gradually.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More